Wednesday, April 12, 2017

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)



MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN
“ Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ”

 
DISUSUN OLEH:

1.      AYU NUR KHASANAH                 ( A1C116022 ) 
2.      NURUL SAKINAH                          ( A1C116072 ) 
3.      EKA SATRIA PUTRA                     ( A1C116058 ) 
4.     M. ALJAZIRI BADRUZAMAN       ( A1C116024 )
5.     MELLYCHA  LIANI  PUTRI          ( A1C116064 ) 
6.      HERY GUNAIDI                              ( A1C116062 ) 
7.      IMELDA KHAIRUNNISA               ( A1C116040 ) 
8.      INDRA LASMANA                          ( A1C116012 )


DOSEN PEMBIMBING:
Drs. AFFAN MALIK, M.E.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “ PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH “ pada mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Akhir – akhir ini sekolah harus menghadapi tuntutan baru terutama menyangkut pemberlakuan peraturan pemerintah  Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian, setiap sekolah/ madrasah dituntut untuk menyusun, melaksanakan memonitor, dan mengevaluasi rencana pembangunan guna memenuhi standar tersebut untuk manajemen pendidikan. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt  atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.

Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.






Jambi, 4 April 2017

  

DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………….…………………………………………………………. ii
Daftar isi……………………………..…….………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN……………….………………………………………………………….....1
1.1 Latar belakang  ………………..…………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah ……………….....……………………………………………………………..2
1.3 Tujuan ……..……………………….............……………………………………………..............2
BAB II PEMBAHASAN ……...………………..……...……………………………………………..3
2.1 Penerapan MBS dalam penyusunan rencana kerja tahunan sekolah ( RKTS)……...............….....3
2.2.Rencana Kerja Tahunan Sekolah/ Madrasah ……………………………………………...………3
2.3 Rencana Biaya dan Pendanaan………………….......……………………………………………..4
2.4  Pengertian, Prinsip dan Fungsi-Fungsi Manajemen kesiswaan …………………………,………5
2.5 Manajemen Kurikulum ………………………….....…………………………………………….17
BAB III PENUTUP ……………......………………………………………………………………...25
3.1 Kesimpulan ………………...…………………………………………………………………….25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...…………………………………27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   .Latar Belakang
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai bagian dari strategi Pemerintah dalam desentralisasi pendidikan bertujuan memperkuatkan kehidupan berdemokrasi melalui desentralisasi kekuasaan , sumber daya dan dana ke masyarakat tingkat sekolah . Konsepnya berupa desentralisasi manajemen sumber-sumber daya ke tingkat sekolah : pengetahuan , teknologi , kewenangan (power), bahan , orang , waktu , dan keuangan . Desentralisasi ini bersifat administratif : keputusan yang dibuat di tingkat sekolah harus dalam kerangka kebijakan nasiona.
Pendidikan merupakan salah satu instrumen paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan bentuk strategi budaya tertua bagi manusia untuk mempertahankan berlangsungnya eksistensi mereka (Wahono 2000, hlm. iii). Oleh karenanya, upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya harus dilakukan secara terus menerus. Melalui pendidikan diharapkan pemberdayaan, kematangan, dan kemandirian serta mutu bangsa secara menyeluruh dapat terwujud. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang bersifat fungsional bagi setiap manusia dan memiliki kedudukan strategis.
Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan mutu manusia Indonesia melalui pendidikan, dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan yang semakin mendesak. Salah satu pendekatan yang dipilih di era desentralisasi sebagai alternatif peningkatan kualitas pendidikan persekolahan adalah pemberian otonomi yang luas di tingkat sekolah serta partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Pendekatan tersebut dikenal dengan model manajemen berbasis sekolah.
MBS sebagai terjemahan dari School Based Managment (SBM) adalah suatu pendekatan praktis yang bertujuan untuk mendesain pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, Kepala Sekolah, orangtua siswa, dan masyarakat (Fattah 2004, hlm.17).
1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Penerapan MBS dalam penyusunan rencana kerja tahunan sekolah ?
2.      Apa pengertian rencana kerja tahunan sekolah ?
3.      Bagaimana penyusunan rencana kerja tahunan sekolah ?
4.      Apa saja Pengertian, Prinsip dan Fungsi-Fungsi Manajemen kesiswaan ?
5.      Apa saja pengertian , ruang lingkup, prinsip dan proses Manajemen Kurikulum ?
1.3   Tujuan
1.      Untuk mengetahui penerapan MBS dalam penyusunan rencana kerja tahunan sekolah ( RKTS)
2.      Untuk mengetahui pengertian rencana kerja tahunan sekolah
3.      Untuk dapat mengetahui penyusunan rencana kerja tahunan sekolah
4.      Untuk dapat mengetahui pengertian, fungsi, dan prinsip manajemen kesiswaan
5.      Untuk dapat mengetahui pengertian, ruang lingkup, prinsip dan proses Manajemen Kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerapan MBS dalam penyusunan rencana kerja tahunan sekolah ( RKTS)
            MBS merupakan Model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar pada sekolah, memberikan fleksibelitas atau keluwesan lebih besar pada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional. Oleh karena itu, esensi MBS = otonomi sekolah + partisipasi untuk mencapai sasaran mutu sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah yang bertanggung jawab lebih besar harus diberikan kepada Kepala Sekolah dalam pemanfaatan sumber daya dan pengembangan strategi-strategi berbasis sekolah sesuai dengan kondisi setempat.Dalam penyusunan rencana kerja tahunan sekolah( RKTS ), kepala sekolah berperan dalam menentukan rencana  pengelolaan kinerja segala unsur yang berkenaan dengan sekolah tersebut.
2.2.Rencana Kerja Tahunan Sekolah/ Madrasah
Rencana kerja tahunan adalah rencana operasional yang disusun berdasarkan program sasaran dan kegiatan yang akan dilakukanpertahun guna merealisasikan pencapaian 8 standar nasional pendidikan.
Penyusunan rencana kerja sekolah jangka pendek meliputi :
1.      Penetapan program
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait untuk mencapi sasaran yang sama.
2.      Penetapan sasaran – sasaran
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu tertentu guna merealisasikan program yang telah direncanakan. Sasaran yang baik adalah realistis, dapat diukur dan spesifik.
3.      Penentuan indikator keberhasilan
Indicator keberhasilan adalah ukuran yang digunakan untuk menilai apakah sasaran atau program yang ditetapkan berhasil atau tidak. Indicator yang baik meliputi  SMART .
4.      Menyusun kegiatan
Kegiatan adalah tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran – sasaran didalam program kerja pengembangan sekolah. Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada pencapaiaan indicator keberhasilan yang telah dirumuskan dan dapat diperkirakan biaya atau anggaran.
5.      Penetapan penanggungjawab kegiatan
Penanggung jawab program atau kegiatan dapat ditangani oleh kepala sekolah, komite sokolah dsb.
6.      Penentuan jadwal pengembangan sekolah
2.3 Rencana Biaya dan Pendanaan
            Anggaran adalah rencana diformulasikan dalam bentuk rupiah untuk jangka waktu tertentu setra alokasi sumber pada tiap bagian. Ada tiga bagian penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga yaitu :
1.      Target penerimaan
2.      Rencana pengeluaran
3.      Sumber dana lainnya.

Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Rencana kerja sekolah yang telah disusun kemudian dilaksanakan dengan menggunakan perangkat penting antara lain:
1.      Pedoman sekolah
2.      Struktur organisasi sekolah dengan beberapa ketentuan dalam Permendiknas no 19 tahun 2007.
Pedoman sekolah untuk melaksanakan program meliputi :
1.      Setiap sekolah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait.
2.      Perumusan pedoman sekolah mempertimbangkan visi misi dan tujuan sekolah.
3.       Pedoman pengelolaan sekolah meliputi KTSP, Kalender Akademik, struktur organisasi , pembagian tugas guru, tata tertib sekolah , kode etik, dan biaya operasinal.
4.      Pedoman sekolah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional sekolah.
5.      Peddoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas pendidik dievaluasi dalam skala tahunan.
2.4  Pengertian, Prinsip dan Fungsi-Fungsi Manajemen kesiswaan
A. Pengertian Manajemen
Secara etimologi berasal dari Bahasa Inggris yaitu dari kata kerja to manage yang artinya mengurus, mengatur, menggerakkan dan mengelola.1 Dengan demikian manajemen secara bahasa adalah pengurusan, pengaturan, penggerakan dan pengelolaan.  Secara terminology manajemen sering disandingkan dengan administrasi, sehingga muncul 3 pandangan yang berbeda : 1) memandang administrasi lebih luas dari pada manajemen; 2) mengartikan manajemen lebih luas dari pada administrasi; 3) menganggap manajemen sama dengan administrasi.2 Dalam penulisan selanjutnya istilah manajemen sama dengan administrasi, karena keduanya mempunyai fungsi yang sama.
1. Prinsip Manajemen
Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara lain menentukan metode kerja, pemilihan pekerjaan dan pengembangan keahlian, pemilihan prosedur kerja, menentukan batas-batas tugas, mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas, melakukan pendidikan dan latihan, melakukan sistem dan besarnya imbalan itu dimaksudkan untuk meningkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja.
2. Fungsi-Fungsi Manajemen 
Menurut Siagaan dalam Soebagio, fungsi manajemen adalah tugas- tugas tertentu yang harus dilaksanakan sendiri. Para ahli manajemen mempunyai pendapat yang beraneka ragam tentang fungsi manajemen, yang paling awal adalah pendapat Fayol yaitu: planning, organizing, commanding, coordinating dan controlling. Gulich membagi fungsi manajemen menjadi 7 yang dikenal dengan POSDCOR (planning, organizing, staffing, directing, controlling, reporting dan budgeting). Sedangkan Terry menyatakan 4 fungsi manajemen POAC (planning, organizing, actuating dan controlling).10 Pendapat di atas adalah sebagian dan sekian banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.Dari beberapa pendapat yang dikemukakan terdapat perbedaan secara komposisi dan terminologinya, namun pada intinya mempunyai kesamaan.Beberapa kesamaan tersebut, dan pada umumnya digunakan pada lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia adalah perencanaan, pengorgani sasian, penggerakan dan pengawasan.
a. Perencanaan (Planning) 
Perencanaan merupakan penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa depan. Aktivitas ini dilakukan untuk menentukan tindakan agar mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan dalam bahasa arab disebut niat, yaitu formulasi tindakan di masa mendatang yang diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi.
b.  Pengorganisasian (Organizing)
Setelah perencanaan dilakukan secara matang, maka tindakan selanjutnya adalah pengorganisasian, kegiatan ini menjembatani antara kegiatan perencanaan dengan kegiatan penggerakan.Perencanaan hanya sebatas kerangka kegiatan tanpa adanya subyek dan wewenang yang jelas maka tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.Pengorganisasian pada dasarnya pembagian tugas dan wewenang personil sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.
c. Penggerakan (Actuiting )
Penggerakan merupakan aktualisasi dari perencanaan dan pengorganisasian secara konkrit. Perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang ditetapkan tanpa adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan. Perencanaan bagaikan garis start dan penggerakan adalah bergeraknya mobil menuju tujuan yang diinginkan berupa garis finish, garis finish tidak akan dicapai tanpa adanya gerak mobil.
Tugas penggerakan dilakukan oleh pemimpin, menurut Nanang Fattah pemimpin pada dasarnya seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kemampuan umum untuk menggerakkan atau menggairahkan orang agar bertindak dinamakan motivasi.
d. Kontrol/Evaluasi (Controlling) 
Pengawasan merupakan pengontrol kegiatan yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.Pengawasan diterapkan dalam fungsi manajemen, agar pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan tidak melenceng dari perencanaannya, kalaupun ada penyimpangan-penyimpangan maka dilakukan perbaikan.Sagala pengawasan adalah kegiatan untuk mengetahuli realisasi pelaku personel dalam organisasi, dan apakah tingkat pencapaian tujuan sesuai dengan yang dikehendaki, serta hasil pengawasan tersebut apakah dilakukan perbaikan.Dalam kegiatan ini juga dilaporkan faktor- faktor pendukung dan penghambat kerja, sehingga memudahkan usaha perbaikan. Jadi, pengawasan ini dilihat dari segi input, proses, output bahkan outcomenya telah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum sesuai tujuan yang ditetapkan. 
B. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut manajemen kesiswaan meliputi empat kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan dan pembinaan disiplin serta monitoring.
1. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama dilakukan sehingga harus dikelola sedemikian rupa supaya kegiatan belajar mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru. Langkah-langkah penerimaan siswa baru secara garis besar dapat ditentukan sebagai berikut: a. Menentukan panitia b. Menentukan syarat-syarat penerimaan c. Mengadakan pengumuman, menyiapkan soal-soal tes untuk seleksi dan menyiapkan tempatnya d. Melaksanakan penyaringan melaluai tes tertulis maupun lisan e. Mengadakan pengumuman penerimaan f. Mendaftar kembali calon siswa yang diterima g. Melaporkan hasil pekerjaan kepada kepala sekolah. Pedoman-pedoman atau peraturan yang berhubungan dengan penerimaan siswa baru meliputi masalah teknik pelaksanaan, yang menyangkut masalah waktu, persyaratan dan teknis administrasi antara lain :
a. Masalah Waktu: - Kapan pendaftaran calon siswa baru dimulai dan diakhiri - Kapan tes/ujian seleksi dilaksanakan - Kapan hasil tes diumumkan
b. Masalah Persyaratan: - Besarnya uang pendaftaran - Berapa rata-rata nilai raport yang bisa diterima sebagai pendaftar - STTB/ijazah dan foto copy ijazah terakhir yang sudah di sahkan oleh yang berwenang - Pas foto (selain jumlah ditentukan juga ukurannya)
c. Proses Penerimaan Siswa Baru Proses penerimaan siswa baru yang biasa dilakukan pada dasarnya ada tiga cara, yaitu:
1) Ujian/Tes
2) Penelusuran Bakat Kemampuan
3. Berdasarkan Hasil EBTA (Ujian Akhir Sekolah)
d. Orientasi Siswa Baru Setiap anak atau siswa saat memasuki lingkungan baru akan mengalami kesulitan, baik disebabkan oleh situasi maupun karena praktek dan prosedur yang berbeda. Kesulitan itu kalau tidak diatasi dapat menimbulkan ketegangan jiwa.Supaya tidak mengalami ketegangan, administrator pendidikan seyogyanya memberi pen-jelasan- penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekolah.Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu bagian dalam rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunakan adalah Masa Orientasi Siswa Baru (MOS). Tujuan orientasi siswa baru yaitu pengenalan bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan madrasah, antara lain meliputi tata tertib, kondisi siswa serta pengenalan pelajaran yang akan dihadapi, ini dimaksudkan agar siswa nanti tidak akan mengalami kejanggalan dalam menempuh studi. Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti oleh siswa baru antara lain adalah : 1. Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah 2. Perkenalan dengan siswa lama dan pengurus OSIS 3.Penjelasan tentang tata tertib sekolah 4. Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah (misalnya: laboratorium, perpustakaan, ruang pertemuan (AULA), sanggar kesenian dan lain sebagainya.Waktu MOS juga untuk penelusuran bakat-bakat khusus dan siswa baru, misalnya penelusuran bakat-bakat olah raga, bakat-bakat seni, bakat-bakat menulis (mengarang).Oleh karena itu selama MOS banyak diisi kegiatan-kegiatan pertandirigan olah raga, lomba menyanyi, pidato, dan sebagainya.
2. Pendataan Kemajuan Belajar Siswa
Keberhasilan kemajuan untuk prestasi belajar para siswa memerlukan data yang otentik, terpercaya dan memiliki keabsahan.Data ini diperlukan untuk mengetahui dan mengontrol keberhasilan atau prestasi oleh kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di sekolah. Kemajuan belajar siswa secara periodik harus dilaporkan kepada orang tua sebagai masukan untuk berprestasi dalam proses pendidikan dan membimbing anaknya dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah. Dalam pendataan kemajuan belajar siswa untuk kemajuan dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal diperlukan buku catatan prestasi belajar murid, yang meliputi buku daftar nilai, buku legger dan raport.a. Buku Daftar Nilai Buku ini merupakan buku pertama yang digunakan oleh guru untuk mencatat nilai mentah yang diperoleh langsung dari ulangan harian atau ulangan umum, serta nilai-nilai lain seperti nilai tugas dan aktivitas. b. Buku Legger Yaitu buku kumpulan nilai yang memuat semua nilai untuk semua bidang studi yang diikuti oleh siswa di dalam periode tertentu. Buku legger ini diisi oleh wali kelas yang menampung nilai-nilai dari guru-guru yang memegang pelajaran di kelas tersebut.Sekolah juga memiliki buku legger yang merupakan kumpulan nilai dari legger-legger kelas.c. Buku Raport Merupakan sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar yang bersangkutan mengikuti pendidikan di sekolah. Buku raport bukan hanya berguna bagi murid itu sendiri untuk dapat mengetahui prestasinya selama suatu periode, tetapi juga bagi orang tua siswa, tujuannya adalah agar orang tua dapat mengetahui tentang kemajuan belajar atau prestasi putranya di sekolah. Guru dan pengelola pengajaran mengadakan penilaian dengan tujuan apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum. Karena dari hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui mana siswa-siswinya yang sudah berhak melanjutkan pelajaran atau sudah berhasil menguasai bahan, maupun untuk mengetahui siswa-siswinya yang belum menguasainya. 
3. Bimbingan dan Pembinaan Disiplin Siswa
a. Bimbingan
Bimbingan adalah pelayanan komprehensif yang tidak dapat dilakukan semata-mata satu orang saja, melainkan seluruh personal sekolah perlu menunjang pelaksanaan itu agar tepat berfungsi secara penuh dan efektif.Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk membantu siswa agar dapat tercapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir bimbingan pribadi; sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung jawab.Bimbingan belajar; dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan, konselor dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi produktif.Personel pelaksana pelayanan bimbingan adalah segenap unsur yang terakait di dalam program pelayanan bimbingan dengan koordiriator dari guru pembimbing konselor sebagai pelaksana.
Secara umum, bimbingan yang diberikan pihak sekolah terhadap siswa berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Pilihan bidang studi b. Penyesuaian kepada situasi sekolah. c. Kesukaran belajar d. Kesukaran yang bertalian dengan keluarga dan lingkungan e. Gagal dalam bidang studi tertcitu f. Kebutuhan dan kesempatan rekreasi g. Kurang minat terhadap bidang studi tertentu h. Kurang harga diri i. Hambatan-hambatan fisik, mental, emosi dan penyesuaian murid j. Pilihan pekerjaanlpenyesuaian waktu senggang k. Pertentangan antara ambisi dan kesanggupan siswa.
1) Prinsip-Prinsip Bimbingan
Prinsip-prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaahan lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksnaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan terhadap siswa, prinsip- prinsip yang digunakan menurut Van Hoose (1969) adalah sebagai berikut : a. Bimbingan di dasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan, setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu. b. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak dan pemuda dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat. c. Bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke semua murid karena semua orang tentu mempunyai rnasalah yang butuh pertolongan.
2) Tujuan Bimbingan di Sekolah
Tujuan bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak lepas dari tujuan pendidikan dan pengajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Yaitu yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 3 yang berbunyi “Pendidikan nasional Indonesia, berfungsi mengembangkan kernampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Menurut Djumhur dalam bukunya Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah ada tujuan dan layanan bimbingan di sekolah yang diselenggarakan bagi peserta didik, yaitu : a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat pribadi, hasil belajar serta kesempatan yang ada. b. Membantu peserta didik untuk mengembangkan motif-motif intrinsik dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan. c. Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. d. Mengembangakan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai pencernaan diri. e. Membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian diri dalam beradaptasi secara maksimal terhadap masyarakat. f. Membantu peserta didik untuk hidup seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial. Dengan demikian maka tujuan bimbingan dan penyuluhan di sekolah ialah membantu tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran serta membantu individu (siswa) untuk mencapai kesejahteraan.
3) Fungsi-Fungsi Bimbingan
Fungsi bimbingan dan penyuluhan dalam proses pendidikandan pengajaran ialah rnembantu tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. Karena itu segala langkah dan bimbingan dan penyuluhan harus sejalan dengan langkah-langkah yang diambil dari segi pendidikan. Sehingga suatu hal wajar dengan adanya bimbingan dan penyuluhan itu diharapkan pendidikan akan berlangsung lebih lancar dan mengefektifkan program sekolah. Fungsi bimbingan ditinjau dari kegunaan atau manfaat ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak namun dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu: a. Fungsi Pemahaman Fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. b. Fungsi Penyaluran Fungsi bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk memilih jurusan sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat dan cirri-ciri kepribadian lainnya.  c. Fungsi Adaptasi Fungsi membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan dan kebutuhan para peserta didik.  Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai para peserta didik secara tepat, baik dalam mengelola dan memilih materi pelajaran yang tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan peserta didik.d. Fungsi Penyesuaian  Fungsi bimbingan untuk membantu peserta didik memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.  Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi, memahami, dan memecahkan masalah. 4) Kegiatan-Kegiatan Bimbingan Ada beberapa kegiatan dalam bimbingan di sekolah, di antaranya adalah: a. Bimbingan pendidikan adalah bertujuan untuk membantu seseorang dalam memilih program yang tepat. b. Bimbingan belajar ialah memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar. c. Bantuan dalam kesulitan belajar maksudnya agar siswa dapat memperoleh sukses dalam belajar secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. d. Bantuan dan mekanisme bimbingan dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara teratur dan mencapai tujuan diperlukan adanya administrasi yang baik serta perlengkapannya. e. Fasilitas dan anggaran marupakan penunjang bagi terlaksananya program bimbingan di sekolah, seperti ruangan yang memberikan kesan yang nyaman, menyenangkan untuk pelaksanaan bimbingan.  b. Pembinaan Disiplin Siswa Allah selalu memberikan contoh untuk berlaku disiplin sesuai dengan aturan. Sebagai contoh Allah menciptakan alam seisinya ini semua ditata sedmikian rupa, jika salah satu diantara yang ada tidak memenuhi aturan yang ada, maka kelangsungan alam ini terancam.
Disiplin sekolah ialah keadaan tertib dimana para guru, staf sekolah dan siswa yang tergabung dalam sekolah, tunduk kepada peraturan- peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati.Disiplin siswa dimaksudkan untuk mengarahkan siswa agar tumbuh dan berkembang sesuai kapasitas dan kemapuan bakat dan minat serta menjadi pribadi yang utuh sebagai makhluk individu dan sosial, cerdas, terampil dan bermoral. Menurut asal-usul kata (etimologi), kata disiplin  berasal dari bahasa Latin yakni discilpina dan merupakan bentukan dari discipulus yang berarti seseorang yang datang kepada orang lain dengan tujuan belajar, yaitu siswa (Oxford: 1959). Sehingga dengan disiplin diperoleh sesuatu yang terkait dengan pengetahuan, sikap dan perilaku yang sesuai dengan aturan. Sedang dalam bahasa Inggris digunakan istilah discipline yang berarti (a method of) training to produce obedience end self control yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “suatu metode/cara latihan mengembangkan ketaatan dan kendali diri. Dan selanjutnya dijelaskan bahwa self discipline (kendali diri) diartikan dengan the training ofoneself to controlone’s habits, actions, and desires (latihan seseorang untuk mengontrol kebiasaan, ekgiatan dannafsunya). (Longman: 1989). Jadi kedisplinan siswa adalah sikap seorang murid yang patuh atau tunduk terhadap peraturan yang ada di lingkungan (sekolah).
1. Tujuan Disiplin
Dalam dunia pendidikan, sangat diperlukan adanya disiplin sebagai alat yang mengikat dalam dunia pendidikan, dengan kedisiplinan anak dapat diarahkan, dibimbing dan dididik, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal. Kebutuhan akan kedisiplinan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, berikut ini terdapat beberapa tujuan dari kedisiplinan. a. Menurut Charles Schaefer tujuan adanya disiplin dibedakan jadi dua macam yaitu : disiplin jangka panjang dan disiplin jangka pendek. Tujuan jangka pendek dari disiplin adalah membuat anak- anak terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan pada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau masih asing bagi mereka.Sedang tujuan jangka panjang yaitu untuk pengembangan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yaitu agar anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar. b. Eg. White mengatakan tujuan dan disiplin adalah mendidik seorang anak. Untuk memelihara diri, ia harus berstandar dalam mengendalikan diri. Berpijak dan berbagai tujuan yang dikemukakan di atas pada dasarnya tujuan kedisiplinan siswa adalah agar siswa terlatih dalam mengendalikan dan mengarahkan dirinya dalam lingkungan keberadaannya, sehingga timbul rasa tanggung jawab dan kematangan dari dirinya sendiri demi kebahagiaan untuk hidup masa depan.
2. Fungsi-fungsi Disiplin
a. Membangun Kepribadian.
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan dan perbuatan sehari-hari, sifat, tingkah laku dan pola hidup pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, keluarga, pergaluan, dan sekolah.Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik.Oleh karena itu, dengan disiplin, seorang anak dibiasakan mengikuti, mematuhi, mentaati aturan-aturan yang berlaku.Kebiasaan itu, lama-kelamaan masuk ke dalam kesadaran dirinya sendiri sehingga akhirnya menjadi kepribadiannya.Disiplin telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari.Menurut Singgih D. Gunarso fungsi disiplin adalah untuk mengajarkan mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi otoritas.b. Terciptanya Lingkungan Kondusif. Sekolah sebagai ruang lingkungan pendidikan perlu menjainin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tertib dan teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi ini terwujud sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan di tempat seperti itu. Potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil optimal. Sebab unsur yang menghambat proses pendidikan dapat diatasi dan diminimalkan oleh situasi kondusif tersebut. c. Melatih Kepribadian. Kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.Pola hidup seperti itu mustahil dapat terbentuk begitu saja. Hal ini membutuhkan waktu dan proses yang butuh waktu lama, perlu adanya latihan, pembiasaan diri, mencoba dan berusaha dengan gigih. d. Menata Kehidupan Bersama. Dalam hubungan bersama diperlukan norna, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kepentingan individu yang satu tidak berbenturan dengan kepentingan individu yang lain.                                                                                                                                           
Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu hubungan individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar. Kegiatan pembinaan disiplin siswa dapat dilaksanakan melalui kegiatan organisasi  kesiswaan (OSIS), kegiatan kokurikuler san ekstra kurikuler. a.  Kegiatan Organisasi Siswa (OSIS) OSIS merupakan organisasi murid yang resmi diakui dan diselenggarakan di sekolah dengan tujuan melatih kepemimpinan murid serta memberi wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-kegiatan ko-kurikuler yang sesuai; oleh karena itu supaya pembinaan administrasinya terutama menyangkut pembinaan pengelolaan organisasi dan kegiatannya, apapunn kegiatannya yang dikembangkan hendaknya selalu dalam rangkaian dan tujuannya, yaitu pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran, pengembangan keterampilan dan pengembangan sikap, selaras dengan tujuan sekolah yang tertuang dalam kurikulum.OSIS merupakan satu-satunya wadah untuk menampung dan menyalurkan kreativitas siswa baik melalui kegiatan ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya keberhasilan kegiatan kurikuler di sekolah. Adapun fungsi OSIS ialah pembinaan siswa. Pembinaan siswa mempunyai tujuan, agar siswa nantinya bisa menjadi warga negara yang baik dan berguna, yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil, berbudi pekerti luhur, berkepribadian dan bersemangat kebangsaan, menjadi manusia-manusia pembangunan, yang mampu membangaun dirinya sendiri dan bersama-sama bertanggungjawab atas pembangun- an bangsa.Nilai-nilai dari OSIS adalah nilai berorganisasi. Pengalaman-pengalaman berorganisasi ini di antaranya adalah: 1) Pengalaman memimpin Khususnya ini bagi anggota pengurus, yang duduk sebagai ketua organisasi maupun ketua-ketua seksi. 2) Pengalaman bekerja sama Seluruh pengurus dan juga anggota, untuk melaksanakan program-programnya harus saling bekerja sama. 3) Hidup demokratis Dalam organisasi tidak bisa seseorang memaksakan kehendaknya begitu saja kepada orang lain anggota organisasi tersebut. Semua anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama. 4) Berjiwa toleransi Anggota dari suatu organisasi bisa mempunyai pendapat dan pandangan yang berbeda-beda. Setiap anggota harus rela menerima keberadaan itu, dan berusaha memadukannya menjadi suatu yang berguna. 5) Pengalaman mengendalikan diri Pengalaman ini meliputi pengalaman bagaimana merencanakan program-program kegiatan, bagaimana mengorganisasi kegiatan-kegiatan, bagaimana menggerakkan dan mengarahkan orang-orang, menilai dan mengukur keberhasilan dari suatu kegiatan.
Dalam gerak langkahnya OSIS mendapat pembinaan dan bimbingan dari Majlis Pembimbing OSIS (MBO).Majlis Pembimbing OSIS terdiri atas guru-guru pembina dan diketahui langsung oleh kepala sekolah.Dengan demikian segala kegiatan OSIS tetap dalam pembinaan, pengawasan dan tanggung jawab kepala sekolah.Bidang-bidang kegiatan OSIS bisa bermacam-macam. Diantaranya ialah:                                                 
1) Kegiatan bidang ilmiah, seperti ceramah-ceramah, diskusi. 2) Kegiatan bidang olah raga, seperti senam, permainan, bela diri. 3) Kegiatan bidang kesenian, seperti tari, drama, seni suara, seni rupa dan sebagainya. 4) Kegiatan bidang pecinta alam, seperti mendaki gunung, tamasya, kemah. 5) Kegiatan bidang keagamaan, seperti pengumpulan zakat fitrah, santunan anak yatim. 6) Kegiatan bidang koperasi sekolah, seperti usaha melengkapi kebutuhan siswa, melengkapi perpustakaan sekolah. pendidikan yang dilaksanakan sekolah, namun pelaksanaanya di luar jam-jam pelajaran resmi. Artinya di luar jam-jam pelajaran yang tercantum dalam jadwal pelajaran.Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik (siswa) baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan.Kegiatan ekstrakurikuler juga berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan di sekitarnya.Karena sifatnya pengembangan, maka kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilakukan secara terbuka dan lebih memerlukan inisiatif siswa sendiri dalam pelaksanannya.Namun demkian, meskipun dalam prakteknya lebih banyak melibatkan inisiatif dan peran siswa, kegiatan ekstrakurikuler harus mendapatkan perhatian khusus dari seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, tidak saja manajemen sekolah ataupun masyarakat.
4. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen kesiswaan. Kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa.Kegiatan monitoring ini dapat dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang dilakukan oleh siswa dan kegiatan monitoring secara tidak langsung dengan mendengarkan laporan dari orang yang terlibat dalam kegiatan. Jadi fokus monitoring adalah proses pelaksanaan manajemen kesiswaan, bukan pada hasil. Sehingga tujuan monitoring adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.Apa yang harus dilakukan dan bagaimana langkah melakukannya dengan dasar hasil monitoring tersebut.
2.5 Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum  akan berjalan menuju suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan baik maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Berangkat dari bentuk kurikulum tersebut, maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya. Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya. Dalam makalah ini penulis akan menerangkan tentang penerapan manajemen dalam pelaksanaan kurikulum.
1.Konsep Dasar Manejemen Kurikulum
A.   Pengertian
            Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan.
            Dalam pelaksanaanya, pengembangan kurikulum harus berdasarkan dan disesuaikan dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan pengertian, bahwa manajemen kurikulum itu memang atas dasar konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah. Suatu intitusi pendidikan diberi kebebasan untuk menentukan kebijakan dalam merancang dan mengelola kurikulum menurut kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Pemerintah hanya menetapkan standar nasional dan untuk pengembanganya diserahkan sepenuhnya kepada lembaga sekolah dan madrasah terkait.
E. Mulyasa mengatakan bahwa desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah diberlakukan  untuk memberikan keluasan pada sekolah dan perlibatan masyarakat untuk mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikanya sesuai prioritas kebutuhan dengan seefisien mungkin untuk mencapai hasil yang optimal. Tidak hanya itu dengan pemberdayaan sekolah lewat pemberian otonomi adalah bentuk tanggap dari pemerintah terhadap tuntutan masyarakat dan pemerataan pendidikan.
B. Ruang lingkup Manajemen kurikulum             Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam pendidikan.
            Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
(1.) Manajemen perencanaan,
(2.) Manajemen pelaksanaan kurikulum,
(3.) Supervisi pelaksanaan kurikulum,
(4.) Pemantauan dan penilaian kurikulum,
(5.) Perbaikan kurikulum,
(6.) Desentralisasi dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
            Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang bercabang pada kurikulum.
            Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir, dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem.  Sistem kurikulum adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.

C.    Prinsip dan Pentingnya Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut:
1.) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan manajemen kurikulum.
2.) Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3.) Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
4.) Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5.) Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.

Adapun fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.
b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
c. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
d. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
II. Proses Manajemen Kurikulum
A.    Manajemen Perencanaan Kurikulum
        Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).
            Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
            Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:
1. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain.
2. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.
3. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar.
4.Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.
            Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.

B.     Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
            Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.
2) Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
C.    Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum
            Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
            Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.
2. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
3. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.
4. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian.
5. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan.
D.    Perbaikan Kurikulum
            Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.
            Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
            Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional.
            Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1.) Mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan,
(2.) Mengumpulkan fakta atau informasi tambahan,
(3.) Mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan,
(4.) Memilih pemecahan sebagai percobaan,
(5.) Merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian,
(6.) Melakukan solusi percobaan,
(7.) Evaluasi.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
       Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
       MBS merupakan Model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar pada sekolah, memberikan fleksibelitas atau keluwesan lebih besar pada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.
Penyusunan rencana kerja sekolah jangka pendek meliputi :
1.      Penetapan program
2.      Penetapan sasaran – sasaran
3.      Penentuan indikator keberhasilan
4.      Menyusun kegiatan
5.      Penetapan penanggungjawab kegiatan
6.      Penentuan jadwal pengembangan sekolah
Ada tiga bagian penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga yaitu :
1.      Target penerimaan
2.      Rencana pengeluaran
3.      Sumber dana lainnya.
Manajemen kesiswaan (murid) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinyu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut manajemen kesiswaan meliputi empat kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan dan pembinaan disiplin serta monitoring.
Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan suatu kegiatan yakni manajemen kesiswaan. Kegiatan monitoring adalah suatu kegiatan memonitor atau mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah; dalam hal ini difokuskan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa.
Manajemen kurikulum adalah salah satu disiplin ilmu yang bercabang dari kurikulum. Pengelolaan kurikulum dengan manajemen yang baik, akan menjadikan seluruh rangkaian dalam pendidikan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dengan maksimal. Tidak hanya sebatas itu, mutu sebuah pendidikan yang dapat dilihat dari aspek kualitas produk dan efektifitas serta efisiensi sumber daya akan dengan mudah terwujudkan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhaimin dan Prabowo,S. 2012. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Kencana Renada Media Group
Suparlan. 2015. Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ). Jakarta : Bumi Aksara.
Werang,R. 2015. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Yogyakarta : Media Akademi.




No comments:

Post a Comment

E-LEARNING RESUME PEMBELAJARAN KIMIA